Edigital.My.Id_Ketika kita berbicara mengenai sektor keuangan, tentu tidak akan terlepas dari kalkulasi angka, termasuk foreign exchange (forex). Forex tidak hanya memperdagangkan mata uang. Anda juga bisa bertransaksi sejumlah komoditas, seperti emas dan perak, lewat rekening forex. Anda pun bisa melakukan transaksi indeks saham dunia.
Menilik penjelasan di atas, saya
yakin Anda berpikir bahwa tanpa memahami teori keuangan dan jago angka, kita
tidak akan bisa bertransaksi forex dengan baik dan benar.
Berbicara mengenai angka, kita
akan berkaitan dengan ilmu matematika. Jika berbicara ilmu matematika, kita
akan berpikiran mengenai ilmu pasti. Contoh sederhana, bagaimana cara
meningkatkan minat orang untuk membelanjakan uang?
Ada beberapa cara yang bisa
dilakukan. Misalnya, menurunkan bunga tabungan. Saat bunga tabungan diturunkan,
orang akan merasa rugi sehingga mencairkan tabungannya untuk dipakai. Kemudian,
bisa juga dengan memberikan banyak insentif. Misalnya, penghapusan biaya dan
pajak-pajak tertentu pada sebuah produk.
Baca juga : Berikut Ide Peluang Bisnis Rumahan Yang Bisa Bikin Cuan
Dengan begitu, harga produk menjadi lebih murah sehingga orang-orang terdorong untuk membelinya. Apakah dua contoh tersebut menjadi masuk akal? Mari kita coba mengambil dokumentasi dari kebijakan tersebut.Pertama, mengenai penurunan suku bunga tabungan.
Pada gambar di atas, Anda melihat bahwa suku bunga yang dijamin oleh
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terus mengalami penurunan. Lalu, apa tujuan
menurunkan suku bunga? Jawabannya adalah agar uang yang di dalam tabungan dapat
digunakan secara produktif.
Apakah cara tersebut berhasil?
Ternyata, meski suku bunga terus diturunkan, jumlah simpanan justru
mengalami peningkatan. Setelah dinilai kurang berhasil, strategi bergeser ke
relaksasi atau insentif. Contohnya, sektor properti yang diberikan relaksasi
berupa pemotongan pajak pertambahan nilai (PPN) hingga 0 persen seperti pada
tangkapan layar berikut.
Pertanyaannya, apakah strategi tersebut berhasil meningkatkan minat
belanja?
Dari kedua contoh di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa kebijakan insentif
atau relaksasi berhasil, sedangkan kebijakan penurunan suku bunga tidak
berjalan sesuai harapan.
Nah, ketika Anda melakukan transaksi keuangan dan investasi, hal-hal
seperti itu adalah “makanan” sehari-hari Anda. Artinya, seluruh informasi dan
kalkulasi yang berlandaskan angka dan hitung-hitungan tetap saja berakhir
dengan “tidak pasti”.
Ilustrasi tersebut bisa pula kita gunakan dalam trading forex. Saat trading,
analisis berlandaskan matematika dan angka tetap berakhir dengan
ketidakpastian. Hal tersebut kerap dianggap keliru oleh trader forex pemula.
Mereka biasanya berkeyakinan bahwa analisis angka dan matematika bisa berujung
pada kepastian. Padahal, faktanya tidak demikian.
Baca juga : Aplikasi Pembelajaran Forex Wajib Coba
Kita tidak bisa melakukan trading forex dengan keyakinan 100 persen setiap
kali mengambil keputusan. "Wah! Ini tidak sejalan dengan ilmu motivasi.
Harusnya, setiap keputusan diambil dengan keyakinan penuh, kan?"
Betul! Rasanya, matematika adalah ilmu yang paling relevan ketika
mempelajari dunia trading. Terlebih, pada perdagangan dua arah, seperti forex
dan pasar bursa berjangka, Anda perlu memahami ilmu statistik dan peluang
dengan baik.
Dalam ilmu statistik, kita selalu mengakui adanya margin of error. Artinya
apa? Semua data yang sudah berhasil diolah selalu memiliki toleransi kesalahan
dengan persentase tertentu. Sementara pada ilmu peluang, apakah Anda pernah
melempar 100 kali koin dan berakhir dengan sisi angka 100 kali?
Hal ini mungkin saja terjadi bila koin yang dilempar tidak seimbang. Namun,
kemungkinan untuk berakhir dengan sisi angka 100 kali cukup mustahil.
Kemudian, apakah karena koin hanya terdiri dari angka dan gambar, Anda akan
mendapatkan 50 kali sisi gambar dan 50 kali sisi angka? Jawabannya juga tidak
pasti.
Baca juga : Hasilkan Uang Di Rumah Dengan BTCDana
Akan tetapi, ada kecenderungan yang mendekati 50:50 untuk pelemparan koin
dengan sisi angka dan gambar. Bukankah itu adalah teori peluang?
Demikian pula yang terjadi pada trading forex. Anda sudah memiliki grafik
harga atau chart pasti di layar, lengkap dengan seluruh analisis terbaik yang
Anda lakukan.
Namun, peluang untuk salah atas analisis itu tetap ada. Sebab, di balik
“kepastian” hitungan matematis, ada “eror” yang mendampingi.
Lalu, bila semua yang ada dalam trading forex tidak pasti, apakah kita akan
berakhir dengan menebak saja? Tentu tidak. Jika sekadar tebak-tebakan, Anda
bukan sedang melakukan trading forex, tetapi Anda berjudi forex.
Catatan: trading CFD dengan leverage mungkin dapat membawakan keuntungan
tinggi, tetapi juga dapat menyebabkan Anda kehilangan dana. Mohon pertimbangkan
risikonya.