Edigital.My.Id_Pohon Mangrove Purba, yang baru dibuka oleh
Pokdarwis Jerowaru, dijadikan Ikon Ekowisata Bale Mangrove diwilayahnya.
Kemunculan destinasi wisata yang satu ini diharap bisa menjadi daya tarik
wisatawan untuk berkunjung ke tempat ini.
Pada awak media (17/1) Ketua Pokdarwis Desa
Jerowaru, Lukman Hakim, mengatakan, rata-rata usia pohon Mangrove ditempat ini
diprediksi lebih dari seratus tahun sehingga mereka menjulukinya Pohon Mangrove
Purba.
Untuk menarik perhatian para wisatawan,
sekitar tiga bulan lalu, sekelompok pemuda yang menamakan dirinya Pemuda Poton
Bako (PPB) membuka destinasi wisata dengan nama Ekowisata Bale Mangrove
diperkirakan seluas dua hektar.
Hutan Mangrove purba ini lanjut Lukman, jarang
ditemukan ditempat lain kecuali di Lombok. Sementara ditempat lain banyak yang
sudah punah akibat kurang diperhatikan kelestariannya oleh pemerintah setempat.
Beda halnya dengan pohon Purba yang berada di
wilayah Menanga Baris, Desa Gunung Malang, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur,
NTB.
Pohon purba dengan nama krennya pohon Lian,
dijadikan ikon wisata oleh pemerintah daerah Lombok Timur. Maka tidak heran
apabila kawasan pohon purba itu dijadikan pusat destinasi wisata terbanyak
dikunungi setiap tahun oleh wisatawan, baik wisatawan domestik maupun
mancanegara.
Begitupula halnya diharapkan keberadaan pohon
Mangrove purba yang berada di wilayah selatan Lombok Timur, sebutan lain oleh
warga setempat adalah Pining yaitu sejenis Sonneratia Alba.
Mangrove Purba menurut beberapa tokoh
masyarakat desa setempat, memiliki cerita mistis yang mengelendaris sehingga
hal itu menjadi dasar masyarakat sekitar wajib menjaga kelestariannya.
Menurut sejarah diceritakan Lukman, ketika
gempa tektonik mengguncang Lombok Timur bagian selatan yang menyebabkan terjadinya
tsunami pada, 25 Juli 1856, sekitar 166 tahun silam, masyarakat sekitar
katanya, memilih berlindung pada pohon mangrove purba, sehingga mereka
terselamatkan dari amukan tsunami kala itu.
"Cerita orang tua kami, pada masa lampau
ketika tsunami menerjang wilayah ini katanya, mereka berlindung di pohon
Mangrove purba ini sehingga bisa selamat dari tsunami," kata Lukman
menceritakan kisah yang diceritakan oleh para leluhurnya.
Untuk lebih jelasnya mitos pohon Mangrove
purba ini, pengelola wisata berharap ada penelitian lanjutan dari ahli Geologi
sehingga cerita ini dapat di yakini kebenarannya.
"Kami berharap banyak, ada tim ahli atau
sejarawan berkenan melakukan penelitian terkait pohon Mangrove purba ini agar
kita dapat mengetahui secara pasti usia Mangrove tersebut demi kemajuan daerah
wisata Bale Mangrove yang kami kelola," pintanya (Fik)