Tuesday, January 18, 2022, January 18, 2022 WIB
Last Updated 2022-06-11T01:44:53Z
BeritaDaerahDalam NegeriLombok Timur

Pohon Purba Jadi Ikon Wisata Bale Mangrove Jerowaru

Edigital.My.Id_Pohon Mangrove Purba, yang baru dibuka oleh Pokdarwis Jerowaru, dijadikan Ikon Ekowisata Bale Mangrove diwilayahnya. Kemunculan destinasi wisata yang satu ini diharap bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat ini.


Pada awak media (17/1) Ketua Pokdarwis Desa Jerowaru, Lukman Hakim, mengatakan, rata-rata usia pohon Mangrove ditempat ini diprediksi lebih dari seratus tahun sehingga mereka menjulukinya Pohon Mangrove Purba.

 

Untuk menarik perhatian para wisatawan, sekitar tiga bulan lalu, sekelompok pemuda yang menamakan dirinya Pemuda Poton Bako (PPB) membuka destinasi wisata dengan nama Ekowisata Bale Mangrove diperkirakan seluas dua hektar.

 

Hutan Mangrove purba ini lanjut Lukman, jarang ditemukan ditempat lain kecuali di Lombok. Sementara ditempat lain banyak yang sudah punah akibat kurang diperhatikan kelestariannya oleh pemerintah setempat.

 

Beda halnya dengan pohon Purba yang berada di wilayah Menanga Baris, Desa Gunung Malang, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur, NTB.

 

Pohon purba dengan nama krennya pohon Lian, dijadikan ikon wisata oleh pemerintah daerah Lombok Timur. Maka tidak heran apabila kawasan pohon purba itu dijadikan pusat destinasi wisata terbanyak dikunungi setiap tahun oleh wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

 

Begitupula halnya diharapkan keberadaan pohon Mangrove purba yang berada di wilayah selatan Lombok Timur, sebutan lain oleh warga setempat adalah Pining yaitu sejenis Sonneratia Alba.

 

Mangrove Purba menurut beberapa tokoh masyarakat desa setempat, memiliki cerita mistis yang mengelendaris sehingga hal itu menjadi dasar masyarakat sekitar wajib menjaga kelestariannya.

 


Menurut sejarah diceritakan Lukman, ketika gempa tektonik mengguncang Lombok Timur bagian selatan yang menyebabkan terjadinya tsunami pada, 25 Juli 1856, sekitar 166 tahun silam, masyarakat sekitar katanya, memilih berlindung pada pohon mangrove purba, sehingga mereka terselamatkan dari amukan tsunami kala itu.

 

"Cerita orang tua kami, pada masa lampau ketika tsunami menerjang wilayah ini katanya, mereka berlindung di pohon Mangrove purba ini sehingga bisa selamat dari tsunami," kata Lukman menceritakan kisah yang diceritakan oleh para leluhurnya.

 

Untuk lebih jelasnya mitos pohon Mangrove purba ini, pengelola wisata berharap ada penelitian lanjutan dari ahli Geologi sehingga cerita ini dapat di yakini kebenarannya.

 

"Kami berharap banyak, ada tim ahli atau sejarawan berkenan melakukan penelitian terkait pohon Mangrove purba ini agar kita dapat mengetahui secara pasti usia Mangrove tersebut demi kemajuan daerah wisata Bale Mangrove yang kami kelola," pintanya (Fik)