Monday, February 7, 2022, February 07, 2022 WIB
Last Updated 2022-09-06T14:03:42Z
BeritaDaerahDalam NegeriHeadlineLombok Timur

Festival Bale Mangrove Ruang Pemuda Jaga Kelestarian Lingkungan

Edigital.My.Id_Berangkat dari keinginan pemuda yang tergabung dalam Pokdarwis dan Pokmaswas Kompas Dusun Poton Bako, Desa Jerowaru, Kecamatan Keruak, Lombok Timur, untuk pengembangan, pelestarian lingkungan sebagai ekowisata yang bisa membuka ruang bagi pemuda untuk berkreasi, pemuda Dusun Potong Bako bekerjasama dengan Selong Base Care (SBC) binaan anggota DPRD Provinsi NTB, Ir. HM. Edwin Hadiwijaya, MM, mengadakan Festival Bale Mangrove.

 


Festival yang dibuka pada 5 Februari dan berakhir 10 Februari mendatang itu, akan ditutup dengan penanaman ratusan pohon mangrove di wilayah pesisir pantai Dusun Poton Bako, Desa Jerowaru.

 

Ketua panitia, Lukmanul Hakim menyampaikan apresiasi kepada Haji Edwin, yang telah memberikan support sehingga festival Bale Mangrove yang di gagas oleh Pokdawis dan Pokmaswas Kompas ini bisa terlaksana.

 

"Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Haji. Edwin yang telah mendukung penuh Festival Bale Mangrove ini. Ucap Lukman dari atas panggung, Sabtu (5/2)

 

Festival Bale Mangrove ini kata Lukman, dimeriahkan dengan Lomba Balap Sampan, foto selfie kemudian paginya sebelum lomba digelar, mereka melakukan kegiatan clean up Pantai bersama Haji. Edwin, mahasiswa dan juga siswa/siswi SDN 4 Jerowaru.

 

Kadispora Lotim diwakili Sekdis, dr. Kurnia Akmal mengatakan, pemerintah katanya sebenarnya butuh pemuda yang bisa membawa perubahan (baper) sebagai Agent of change, bukan pemuda yang hura-hura.

 


Pemuda itu katanya lagi adalah mereka yang memiliki gagasan, inovasi, pekerja keras yang bisa menciptakan peluang kerja, bersinergi dengan semua unsur. Sebagaimana dilakukan selama ini oleh SPBU Pancor Peduli yang mana pada setiap gerakan sosialnya senantiasa bersinergi dengan semua pihak.

 

"Ini adalah bagian dari spirit pemuda untuk bersinergi sehingga bisa menghadirkan manfaat yang lebih besar untuk masyarakat," ucapnya. 

 

Sementara itu pendukung utama Festival Bale Mangrove, Edwin Hadiwijaya, mengatakan, keberadaan Bale Mangrove harus menjadi perhatian dari semua pihak. Bukan saja pemerintah tapi seluruh elemen masyarakat memiliki tanggung jawab yang sama menjaga lingkungan agar tetap lestari.

 

Semangat pemuda menjaga lingkungan patut diapresiasi. Untuk diketahui ketahui, tahun ini kata Edwin Indonesia menerima bonus denografi. Bonus demografi itu adalah ketika penduduk produktif itu lebih banyak daripada penduduk yang nonproduktif. Bonus inilah yang mungkin dilihat oleh para pemuda sehingga bisa menciptakan lapangan kerja sendiri.

 


Tanpa disadari gerakan pemuda membuka akses wiasata sesungguhnya langkah strategis untuk menjaga ekosistem hutan mangrove. Apabila hutan mangrove tidak ada maka tidak akan ada ekowisata di Poton Bako. Terlebih program hutan mangrove ini dimulai sejak tahun 2021 dan berkahir pada tahun 2024.

 

Di Indonesia kata Edwin, luas hutan mangrove seperlima dari luas hutan mangrove dunia. Sementara di NTB sekitar sepuluh persen (1300 hektar) tersebar di seluruh wilayah NTB.

 

"Hutan mangrove inilah yang memberikan Indonesia insentif positif dan hutan mangrove ini menyerap emisi karbon dari kendaraan bermotor, PLTU hampir lima kali lipat dari kemampuan hutan trofis," jelas Edwin. (Fik)