Lombok Timur, Edigital.My.Id_Kepala Desa Sambelia, Achmad Subandi, SE serukan warganya untuk mengencangkan lagi suara Speaker Masjid (TOA) ketika mengumandangkan Adzan maupun kegiatan menyambut hari besar keagamaan.
Hal itu disampaikan Subandi, saat menghadiri acara peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad, Saw di masjid Al-Amin, Desa Sambelia, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, Ahad, 27/2/2022 malam.
"Saya ingatkan kepada masyarakat saya, jangan takut untuk mengencangkan lagi suara Speaker Masjid (TOA) saya yang bertanggung jawab," katanya penuh semangat di depan jamaah.
Dikatakan Subandi, masalah itu sudah dibahas pada Lembaga FKKD dan semua kepala desa yang tergabung dalam lembaga tersebut katanya, tidak setuju pengeras suara (TOA) masjid diatur sepihak oleh menteri agama tanpa mengetahui kultur, budaya masing-masing daerah.
Apalagi suara Adzan dibandingkan dengan gonggongan Anjing, tentu pernyataan seorang publik figur sangat melukai hati umat Islam sehingga wajar apabila umat Islam menentang SE Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Nomor 5 Tahun 2022 tersebut.
Pernyataan kontroversial Menag itu mengundang reaksi umat Islam di Indonesia khususnya Lombok, NTB yang notabene Lombok terkenal dengan Pulau Seribu Masjid.
Selama ini, umat Islam di Pulau Seribu Masjid dengan penganut agama lain tidak pernah bersinggungan atau terjadi gesekan, mereka hidup rukun, damai meskipun berbeda keyakinan.
"Saya menentang keras pernyataan menteri agama yang membandingkan suara Adzan dengan gonggongan Anjing," tegas tokoh pemuda Sambelia, Subardin, ditemui terpisah.
Demikian pula disampaikan Kapolsek Sambelia, Iptu. Ahmad Yani. "Secara pribadi saya mendukung sikap Kades Sambelia untuk mengencangkan kembali akustik pengeras suara Masjid," katanya.
Meskipun begitu, Kapolsek mengingatkan masyarakat pengguna medsos sebisa mungkin menyaring informasi yang tidak jelas terkait akustik pengeras suara agar tidak menimbulkan propaganda yang bisa menimbulkan konflik ditengah masyarakat. (Fix)