Saturday, June 11, 2022, June 11, 2022 WIB
Last Updated 2022-09-06T14:03:42Z
BeritaDaerahHeadlineLombok Timur

Jejak Digital : Kondisi Wisata Lemor Saat Ini Kurang Terurus

Lombok Timur, Edigital.My.IdDesa suela adalah salah satu dari 14 desa yang berada di kawasan sub-DAS Pohgading-Sunggen. Sebagai kota Kecamatan Suela memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar dan melimpah. Salah satu potensi yang di miliki adalah potensi wisata alam dan pemandian air dingin Lemor. Potensi yang mengintegrasikan potensi hutan dan air.



Menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistem, taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Sedangkan kawasan konservasi sendiri adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang memilki sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, sistem pemanfaatan secara lestari sumber daya hayati dan ekosistemnya.

Pasal 31 dari Undang-undang No. 5 Tahun 1990 menyebutkan bahwa dalam taman wisata alam dapat dilakukan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya dan wisata alam. Pasal 34 menyebutkan pula bahwa pengelolaan wisata dilaksanakan oleh pemerintah. 

“Wisata alam adalah bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budidaya sehingga memungkinkan wisatawan memperoleh kesegaran jasmaniah dan rohaniah, mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam.” (Anonymous, 1982 dalam Saragih, 1993).

Dari definisi diatas nampak jelas bahwa wisata harus dikelola dengan memberikan jaminan pengalaman, pengetahuan, inspirasi dan kebugaran jasmani dan rohani bagi pengunjungnya.

Namun sejalan dengan itu, bahwa pengelolaan objek wisata alam dan pemandian lemor saat ini cenderung kurang terurus dan tertata, serta perilaku pelaku wisata yang membuang sampah, khusus sampah anorganik secara sembarang diberbagai tempat, berkontribusi menambah rusaknya kondisi kawasan pendukung wisata lemor, alih-alih akan memberikan jaminan pengalaman, pengetahuan, inspirasi dan kebugaran jasmani dan rohani, justru akan memberikan pandangan kumuh dan rusaknya kualitas hutan dan lahan. Hal ini terjadi karena minimnya sarana dan prasarana yang disiapkan oleh pengelola wisata pemandian lemor.

Selain itu tegakan pohon-pohon besar saat ini dikawasan hutan sangat berkurang. Hal ini tentunya akan berdampak kepada berkurangnya debit air. Disamping itu juga pinggiran kawasan hutan lemor terlihat kotor, sampah plastic (anorganik) berserakan dimana-mana. Kondisi tersebut Nampak jelas terlihat di kawasan hutan yang berbatasan dengan jalan raya dan pemukiman penduduk sekitar hutan.

Sedikitnya ada 4 (empat) alasan penting, kenapa Lemor menjadi perhatian masyarakat Suela (1) Lemor adalah sumber-sumber kehidupan warga setempat terutama menyangkut hutan dan air, (2) Lemor adalah Indentitas/jejalek masyarakat Suela, (3) Lemor merupakan salah satu kawasan tujuan wisata, dan (4) Lemor masuk dalam kawasan Kebun Raya Lemor dan pengembangan EPE Center.