Lombok Timur, EDIGITAL.MY.ID - Legislator NTB HM. Edwin Hadiwijaya lakukan roadshow mensosialisasikan Perda Nomor 10 Tahun 2022 tentang Desa Wisata menyasar beberapa desa di wilayah Kecamatan Pringgabaya, Sambelia dan juga Sembalun.
Sasaran sosialisasi Edwin kali ini adalah Desa Labuhan Pandan, Kecamatan Sambelia. Diketahui, Desa Labuhan Pandan masuk desa wisata yang memiliki banyak potensi wisata bahari terutama yang patut dikembangkan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah desa bersinergi dengan Pokdarwis.
Selain Kepala desa, perangkat dan unsur lembaga desa (BPD) turut hadir mengikuti sosialisasi tersebut adalah dari kalangan Kelompok pemuda kreatif (Kompak), Anak-Anak Lombok Timur Foundation (A2LTF), Yayasan Anak Pantai (YAP) Mahasiswa Unram, ketua Pokdarwis Desa Sugian, Aliman bersama anggotanya serta unsur pemuda lainnya.
Sosialisasi Perda tentang Desa Wisata tersebut dilaksanakan pada (8/7) di Aula Kantor Desa Labuhan Pandan melibatkan Pokdarwis dan kaum muda milenial. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas maupun pemberdayaan di kalangan pemuda.
Dikatakan H. Edwin, dipilihnya kalangan muda sebagai sasaran sosialisasi karena kaum muda milenial dinilai memiliki semangat yang tinggi untuk berinovasi, bekerja untuk pengembangan diri. Selain itu, pemuda sebagai tumpuan dan harapan untuk kemajuan daerah masa kini dan masa yang akan datang.
"Mengingat pemuda sebagai tumpuan kemajuan daerah, maka harus diperhatikan dan ditingkatkan kemampuannya melalui pemberdayaan. Itu sebabnya, dalam berbagai kegiatan, saya selalu melibatkan pemuda baik itu sebagai sasaran program maupun berkolaborasi sebagai pelaksana kegiatan," terang Edwin.
Pada kesempatan itu, Kepala Desa Labuhan Pandan Sahnan, S.AP sangat mengapresiasi kegiatan sosialisasi yang dilakukan Edwin Hadiwijaya, terkait Perda Nomor 10 Tahun 2022 tentang Desa Wisata.
Sahnan menyebut, beberapa objek wisata yang sudah dibuka oleh pemuda atau lembaga non pemerintah seperti Wisata Pantai Timba Batu oleh Yayasan Anak Pantai, Pantai Solah, dermaga wisata pantai bahari yang berada di belakang kantor desa Labuhan Pandan oleh pemerintah desa serta beberapa titik destinasi wisata lainnya.
Selain itu, Kompak membuat trobosan baru menjual program paket penginapan memanfaatkan rumah warga tempat menginapnya para wisatawan luar. Keuntungannya tentu untuk warga itu sendiri sedangkan Kompak hanya sebagai mediator saja.
Untuk mengembangkan objek wisata yang banyak dan luas tidak akan cukup apabila hanya mengandalkan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah jika tidak ditunjang oleh kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM). Jika SDMnya sudah dibangun maka pengelolaan SDA itu akan jauh lebih mudah.
Untuk itu, Edwin menggandeng Asri, S.Pd, seorang perintis, penggiat, pengelola wisata berbasis pemberdayaan yang telah berhasil melambungkan nama Pantai Pondok Kerakat dengan tingkat kunjungan tertinggi Lombok Timur.
Didepan tamu undangan, Asri menceritakan bagaimana proses awal hingga teknis marketing yang mereka lakukan sehingga destinasi wisatanya ramai dikunjungi orang.
Menurutnya, mereka melakukan dengan dua teknis marketing, yakni online dan offline. Offline misalnya dengan melakukan kegiatan festival Balap Jaran di Pantai Pondok Kerakat. Kemudian dengan cara Online, Asri memanfaatkan media sosial sebagai media promosi (digital Marketing).
"Mari manfaatkan media sosial seperti Facebook atau instagram sebagai wadah promosi menyasar kaum milenial kemudian tentukan waktunya pada saat kapan orang banyak membuka gadget maka disitulah waktunya untuk mengekspos," saran ketua Pokdarwis Desa Pohgading Timur ini. (Fik)