Sosialisasi ini dihadiri oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Timur, M. Zaenudin, S.Pi, M.Si,. Kabid Fungsional DLHK Lombok Timur, Syahalam, SH, penggiat wisata serta unsur masyarakat sekitar.
Kegiatan yang digelar di area ekowisata Bale Mangrove, Dusun Poton Bako, Desa Jerowaru ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya perempuan, bahwa sampah bisa bernilai ekonomis apabila dikelola dengan baik, lingkungan juga jadi bersih dan sehat.
"Kami membentuk kelompok Bank Sampah yang diberi nama Bank Sampah Sultan. Bank sampah ini telah berhasil mengolah sampah menjadi Pupuk Organik, Biogas, Maggot dan juga beberapa produk lainnya," ungkap Syahalam sembari memberi pengalaman teknis mengolah sampah organik dan anorganik.
Tidak hanya itu, pengolahan sampah bisa bernilai ekonomis apabila dilakukan dengan cara daur ulang dengan mengumpulkan sampah organik maupun anorganik.
Dalam sosialisasi ini, masyarakat diberikan edukasi tentang teknis pengolahan sampah dengan memperkenalkan konsep Bank sampah berbasis masyarakat dengan tema Pengelolaan Ekowisata Rendah Karbon dan Bebas Sampah.
Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Timur, M. Zainudin akan terus mendorong pemberdayaan perempuan Dusun Poton Bako untuk meningkatkan ekonomi lokal yang mendukung visi pengembangan Ekowisata Bale Mangrove.
Kegiatan sosialisasi oleh tim Dosen Pulang Kampung ITB ini diikuti oleh para pelaku wisata. Begitu pula Perempuan Dusun Poton Bako terlihat sangat antusias mengikutinya. "Sosialisasi ini sangat bermanfaat dan bisa menambah wawasan serta menginspirasi kami untuk membentuk Bank Sampah perempuan di Dusun Poton Bako," kata ketua Pemuda Dusun Poton Bako, Endi Irawan.
Dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam mengelola sampah kata Dr Eva Anggraini, Ekowisata Bale Mangrove bisa menjadi pionir ekowisata rendah karbon di Lombok Timur.
“Kami juga berharap kegiatan sosialisasi kelola sampah ini dapat memotivasi perempuan Dusun Poton Bako untuk membentuk Bank Sampah sehingga bisa menciptakan lingkungan bersih yang mendukung ekowisata rendah karbon di Bale Mangrove," pungkasnya.
Sementara itu, Dr. Meti Ekayani yang tergabung dalam Dosen Pulang Kampung itu, memberikan contoh produk kerajinan hasil pengolahan sampah dapat diproduksi dengan mudah menjadi hasil karya ibu rumah tangga.
"Produk-produk ini bisa dijual oleh para perempuan di lokasi ekowisata Bale Mangrove sehingga bisa menambah pendapatan rumah tangga," cetus Meti sembari menunjukkan hasil karyanya. (Fik)