Aksi yang dilakukan didepan kantor DPRD Lotim tersebut dikawal ketat oleh anggota kepolisian Resort Lombok Timur, Selasa, (6/9)
Hal ini menyulut emosi mahasiswa sehingga mendorong mereka melakukan demonstrasi menyasar kantor DPRD. Anggota dewan sebagai representasi rakyat berkewajiban menyampaikan aspirasi kepada pemerintah atas kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat kecil akibat kenaikan BBM. Bahkan pemerintah saat ini dianggap tidak becus mengelola negara.
"Pemerintah tidak becus mengelola negara," teriaknya.
Dalam aksinya, orator meminta kepada kepolisian agar benar-benar mengayomi rakyat dengan tidak melakukan perskusi kepada para pendemo. Apabila pihak Kepolisian melakukan itu maka pihaknya (mahasiswa) akan melakukan tindakan advokasi.
"Keputusan pemerintah ini mencekik rakyat, menyengsarakan orang miskin pemerintah tidak bertanggung jawab atas penderitaan yang dialami orang miskin," teriak orator aksi lainnya dari atas mobil komando.
Pantauan awak media, atas tekanan massa usai melakukan aksi di luar gerbang para pendemo kemudian diijinkan masuk untuk menemui anggota dewan dikawal oleh aparat kepolisian. Di depan kantor, ketua DPRD, Murnan, langsung menerima para pendemo.
Apa yang disampaikan oleh mahasiswa kata Murnan adalah point' terpenting bagi bangsa, negara dan juga daerah. Namun lanjutnya, harus disampaikan dengan cara-cara beradab dan ini adalah perjuangan yang panjang dan DPR katanya sangat mendukung gerakan ini.
Jikapun pengunjuk rasa mau masuk ke dalam gedung DPRD untuk berdiskusi, Murnan meminta perwakilan saja alasannya gedung tersebut hanya bisa muat untuk lima puluh orang.
"Aspirasi yang disampaikan adik-adik ini akan kami sampaikan ke Presiden. Kami akan bersurat jika itu yang anda kehendaki dan kami siap untuk itu," janji Murnan. (Fik)