Lombok Timur, EDIGITAL.MY.ID - Untuk membantu mencegah penyebaran berita Hoax menjelang Pemilu 2024, Mafindo bersama AJI dan AMSI didukung oleh cek fakta dan google News Initiative menggelar kelas Prebunking diikuti oleh lintas organisasi, komunitas, lembaga, pelajar dan juga mahasiswa.
Kelas Prebunking mengangkat tema "Cek Fakta dulu Baru Bicara" ini dihadiri Sekdis kominfo dan persandian Lombok Timur, Camat Labuhan Haji, Lurah Ijobalit dan beberapa pegiat media sosial dari berbagai latar belakang pendidikan.
Camat Labuhan Haji, Baiq. Lian Krisna Yutarti, S.STP yang membuka acara tersebut sangat mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh Mafindo terkait bagaimana teknis menangkal berita hoaks menjelang Pemilu 2024.
Seluruh masyarakat kata Camat di harap bisa menjadi pejuang anti hoaks yang akan memerangi peredaran berita-berita bohong di tengah era digitalisasi saat ini.
"Kita tidak bisa melepas diri, kita tidak bisa menjauh dari perkembangan teknologi saat ini. Seluruh peserta yang hadir disini bisa menjadi pejuang yang akan memerangi begitu banyaknya peredaran berita-berita bohong di tengah masyarakat kita. Mudah-mudahan kita bisa memanfaatkan teknologi digitalisasi ini secara positif," kata Camat saat membuka secara resmi kelas Prebunking di Lembah Hijau, Desa Ijobalit, Kecamatan Labuhan Haji, Kamis (11/10).
Koordinator Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) wilayah NTB, Nurliya Nikmaturahmah menjelaskan, kampanye Prebunking bertujuan untuk memperkenalkan kepada peserta cara dan jenis media yang digunakan para penipu menyebarkan berita bohong yang menyesatkan serta cara mengantisipasi penyebarannya sebelum sampai ke masyarakat.
"Sebelum berita bohong itu bertebaran di masyarakat kita perlu antisipasi lewat program kelas Prebunking saat ini," kata dia.
Kelas Prebunking yang diwadahi oleh Mafindo lanjut Nurliya untuk membantu masyarakat mendeteksi secara dini bagaimana aktor pembuat berita bohong itu bermain menggunakan aplikasi, tujuannya apa, kemudian konten dan taktik yang mereka gunakan untuk mempengaruhi masyarakat serta modusnya.
Agar masyarakat dapat terhindar dari mengkonsumsi berita hoaks maka perlu literasi mengenai prebunking karena literasi Prebunking dapat memberikan informasi mengenai fakta dari hoaks yang beredar menjelang pemilu 2024.
"Sebelum Hoaks itu muncul di dalam otak kita maka, kita sudah mempersiapkan vaksin atau injeksi untuk menangkalnya melalui kelas Prebunking," jelas Nurliya.
Lebih jauh dikatakannya, ketika ditemukan ada orang yang mengatakan tidak pernah menerima berita bohong di ponselnya justru itu yang berbahaya berarti orang tersebut kata dia, tidak bisa membedakan mana berita bohong dan mana fakta.
Oleh sebab itu melalui kelas Prebunking pihaknya mengingatkan dan mengajak masyarakat untuk tidak mudah menyebarkan informasi sebelum di cek kebenaran berita yang diterima melalui aplikasi cek fakta.
Sementara Kabid Pengelolaan Opini dan Informasi Publik, M. Amin Kutri menerangkan dari tahun 2020 hingga 2024, kementerian Kominfo katanya sedang menggalakkan apa yang dinamakan literasi digital. Literasi digital itu lanjut Kutri berdampak pada apa yang dilaksanakan oleh Mafindo pada saat ini.
Oleh Karena itu, untuk menghindari penyebaran informasi hoaks di tengah masyarakat perlu diadakan program kelas Prebunking sehingga nantinya masyarakat bisa mengetahui jenis media yang digunakan penipu membuat berita hoaks. (Fik)