Thursday, September 12, 2024, September 12, 2024 WIB
Last Updated 2024-09-12T02:06:12Z

Penggembala Sapi Asal Senanggalih ditemukan Meninggal Kondisi Telanjang di ladang


 Lombok Timur, Edigital.my.id - Penggembala sapi warga Desa Senanggalih, Kecamatan Sambelia ditemukan meninggal dengan kaki terikat kain sarung, badan dan wajah lebam hitam di Ladang kering jambu Mete Dusun Senanggalih Timur, Kecamatan Sambelia Lombok Timur sekira pukul 14.30, pada Rabu, 11 September 2024.


Jasad yang diidentifikasi berjenis kelamin laki-laki bernama Syarifuddin (61) pertama kali ditemukan oleh Masitah (46) warga Dusun Labuan Pandan Induk, Desa Labuhan Pandan, ketika dia hendak mengutip buah jambu mete di ladang milik keluarganya bernama Mahyuddin.


"Dari kejauhan saya kira boneka karena badannya kecil pas saya dekati ternyata jasad manusia tanpa baju, langsung saya teriak minta tolong pada pemilik rumah terdekat bahwa ada mayat terbujur kaku di tumpukan ranting kayu jambu mete," terang Masitah ditemui awak media di TKP. 


Menerima laporan, Kapolsek Sambelia IPTU. Fathul Munir langsung turun ke TKP bersama anggota memasang police line agar lokasi penemuan mayat tersebut tidak diganggu warga yang saat itu sudah mulai ramai berdatangan sementara menunggu pihak INAFIS Polres Lombok Timur datang identifikasi.


Namun sebelum Polres Lotim datang untuk identifikasi, istri korban saat itu datang untuk melihat apakah suaminya yang belum pulang menggembala adalah korban yang dimaksud?, ternyata benar. Ditanda dari botol minuman kemasan yang ia bawa, kain sarung dan juga topi setiap hari dipakai menggembala.


Istri korban langsung histeris sambil berteriak mengatakan bahwa korban adalah suaminya. Pengakuannya itu diyakinkan dengan Sapi yang digembala pulang ke kandang tanpa pemilik.


"Ya Pak itu suami saya," teriaknya histeris sambil menangis lemas tak berdaya dipangkuan keluarganya disusul anak-anaknya. 


Tidak berselang lama Polres Lombok Timur datang lakukan identifikasi seteleh itu, jasad korban langsung dievakuaisi ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram untuk di otopsi menggunakan Ambulan desa yang sudah disiapkan kepala desa Senanggalih H. Suparlan. 


Sampai berita ini diturunkan polisi masih mendalami siapa dalang dibalik kematian pengembala Kambing ini. Sementara menunggu jasad dipulangkan dari Rumah Sakit Bhayangkara, rumah duka di Dusun Senanggalih Timur terpantau awak media sampai tengah malam ramai dikunjungi warga. 


Untuk diketahui, informasi yang berhasil dihimpun awak media dari keluarga korban bahwa, korban aktivitas kesehariannya sebagai penggembala Sapi dan buta huruf. 


Korban memiliki empat orang anak satu orang laki saat ini sedang meneruskan pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Mataram bernama Ikhwan Ashari. Anak terakhir perempuan bernama Nur Asma Supiani kelas sepuluh (x) SMAN 1 Sambelia sementara anak pertama bernama Wahida Isna Sari berprofesi sebagai guru Honorer di Dadap. Satu lagi anak perempuannya Nur Ikhwan Hidayah bekerja di salah satu Bank. 


Korban juga diketahui kurang pendengaran alias pikun sehingga ketika berbicara dengannya suara harus sedikit kencang sehingga bisa didengar.


"Pendengaran korban kurang jelas jadi kalau bicara dengannya suara sedikit dikeraskan dan dia pun kalau bicara suaranya juga memang keras. Nah, bagi orang yang tidak tau dikirain nanti korban marah padahal tidak," terang Zaenal tetangga korban. (Fik)